Senin, 07 Oktober 2024

INFORMASI :

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Quisque semper tellus id quam sollicitudin, non congue enim bibendum.

Mahasiswa KKN UNSOED lakukan penanaman 50 bibit cabai dengan sistem irigasi tetes di Desa Banjarejo

Mahasiswa KKN UNSOED lakukan penanaman 50 bibit cabai dengan sistem irigasi tetes di Desa Banjarejo

Mahasiswa KKN UNSOED lakukan penanaman 50 bibit cabai dengan sistem irigasi tetes di Desa Banjarejo

 

Proses instalasi irigasi tetes

 

Banjarejo, Puring, Kebumen

Irigasi tetes adalah teknik irigasi atau penyiraman dengan membagikan air melalui rangkaian berupa pipa, katup (keran), dan selang kecil. Pemasangan sistem irigasi tetes di desa Banjarejo ini dimulai dengan membuat penampungan air. Untuk penampungan air, digunakan tandon air (100 liter) ketinggian 1 m dari tanah sehingga memanfaatkan gaya gravitasi untuk mengalirkan air dari atas ke bawah. Kemudian rangkaian irigasi tetes berupa pipa atau paralon, keran, dan selang disusun sedemikian rupa agar air dapat mengalir dari tandon ke tiap masing-masing tanaman. 

 

Irigasi tetes merupakan sistem irigasi modern yang dapat dipilih karena dapat mencegah erosi akibat air berlebih, cocok untuk semua tanaman, pupuk lebih aman karena tidak tercuci dengan lebihan air irigasi, distribusi air merata ke seluruh tanaman, mengurangi penyakit pada tanaman karena air langsung dialirkan ke tanah tanpa menimbulkan percikan ke tanaman, air limpasan (run off) sangat sedikit, perawatan tanaman lebih ringan dan mudah, serta menghemat tenaga kerja.

Sosialisasi irigasi tetes kepada anggota GAPOKTAN Desa Banjarejo

 

Pelaksanaan irigasi tetes ini dimulai dengan melakukan sosialisasi instalasi irigasi tetes kepada anggota Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) di Desa Banjarejo yang dilakukan pada tanggal 14 Juli 2024 dalam perkumpulan rutin GAPOKTAN Desa Banjarejo. Pelaksanaan sosialisasi mengenai irigasi tetes ini disambut baik oleh anggota GAPOKTAN Desa Banjarejo. Saran dan masukan yang membangun juga diberikan oleh anggota GAPOKTAN yang kemudian membuka sesi diskusi lebih lanjut dengan mahasiswa. “Hamparan lahan di sini hampir 100 meter. Untuk pelaksanaan sistem irigasi tetes banyak modal di awal dan mengacu kepada tanaman organik. Bisa dipakai untuk tanaman organik dengan kualitas tinggi, teknik bagus. Tetapi boros di modal awal,” ucap salah satu anggota GAPOKTAN dalam sosialisasi tersebut terkait kekurangan dari penerapan irigasi tetes.

 

Proses perangkaian sistem dilaksanakan langsung oleh Mahasiswa KKN UNSOED di Desa Banjarejo pada tanggal 15 Juli 2024 dengan pendampingan dari Ketua GAPOKTAN di desa Banjarejo yaitu Bapak Paikun serta Bapak Ahmad Kurniawan selaku Ketua Kelompok Tani di Desa Banjarejo. Seluruh anggota kelompok tani serta masyarakat sekitar memberikan dukungan lahan serta penyediaan sumber daya air bagi penyiraman tanaman. Terlepas dari kekurangan sistem irigasi tetes ini, mahasiswa serta masyarakat saling mendukung dalam penerapan sistem irigasi tetes sebagai cara efisien penggunaan air dalam penyiraman tanaman.  

Bagikan :

Tambahkan Komentar Ke Twitter