Senin, 07 Oktober 2024

INFORMASI :

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Quisque semper tellus id quam sollicitudin, non congue enim bibendum.

Pencarian Faktor Risiko Stunting di Desa Banjarejo

Pencarian Faktor Risiko Stunting di Desa Banjarejo

Pencarian Faktor Risiko Stunting di Desa Banjarejo


Stunting merupakan permasalahan kekurangan gizi yang ditandai dengan tinggi badan tidak sesuai dengan usia. Stunting dapat disebabkan oleh multifaktor antara lain sanitasi yang kurang baik, ASI ekslusif, pola asuh, ketidaklengkapan imunisasi dasar pada balita, tinggi badan pada ibu <150 cm, kehamilan risiko tinggi pada ibu seperti kekurangan energi kronis (KEK), tidak rutin mengonsumsi PMT, dan penyakit infeksi. Permasalahan stunting dapat berdampak pada kecerdasan anak yang di bawah rata-rata serta imunitas tubuh yang rendah sehingga rentan terkena penyakit.
Desa Banjarejo memiliki kasus stunting yang cukup tinggi, yaitu sebanyak 27 kasus (hingga Juli 2024). Adapun, upaya yang telah dilakukan untuk menanggulangi permasalahan tersebut yaitu dengan pemberian makanan tambahan (PMT) saat posyandu balita. Akan tetapi, rupanya PMT belum dapat membantu mengurangi stunting ataupun membantu meningkatkan pertumbuhan pada balita. Dengan demikian, perlu investigasi terkait faktor risiko lain karena upaya PMT belum dapat menyelesaikan permasalahan stunting.
Pencarian faktor risiko stunting dilakukan oleh mahasiswa KKN Unsoed yang dilakukan pada tanggal 13, 19, 26 Juli, 2 dan 3 Agustus 2024. Kegiatan tersebut berupa wawancara menggunakan kuesioner pada responden dengan mengunjungi rumah secara door to door. Setelah data diperoleh, dilanjutkan untuk diolah secara statistik dan dianalisis. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa faktor yang paling berpengaruh yaitu ASI Eksklusif. Pada penelitian ini sebanyak 45% responden tidak memberikan ASI Eksklusif (tidak memberikan kolostrum, memberi makanan lain selain ASI pada usia 0-6 bulan, memberikan air putih, dan mengoleskan madu). Selain itu, faktor lain yang dapat menyebabkan balita stunting ialah paparan asap rokok. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu bahwa seorang anak yang terpapar asap rokok lebih berisiko terkena stunting. Rokok mengandung zat berbahaya, seperti nikotin. Paparan asap rokok (zat kimia) yang diterima langsung oleh anak dapat mengubah metabolisme tubuh anak sehingga dapat terjadi gangguan penyerapan nutrisi yang berpengaruh pada stunting.
Oleh karena itu, harapannya orang tua dapat memiliki pengetahuan dan kesadaran terkait pemberian ASI eksklusif dan menjauhi anak dari asap rokok. Apabila orang tuanya merokok dan setelahnya ingin menggendong anak, orang tua tersebut perlu mengganti bajunya terlebih dahulu. Hal ini disebabkan oleh asap rokok akan menempel pada pakaian yang digunakan saat merokok dan sebagai cara pencegahan agar anak tidak terkena sisa asap rokok. Anak yang tumbuh sehat dapat berasal dari pola asuh orang tua yang sehat pula.


Download Dokumen Terlampir :

Bagikan :

Tambahkan Komentar Ke Twitter